
Foto: Istimewa
Jakarta, Balobe.com – DPR RI mengesahkan UU APBN 2026 dengan menempatkan pendidikan sebagai salah satu dari delapan agenda prioritas nasional. Anggaran pendidikan mencapai Rp 769,1 triliun, terbesar dalam sejarah Indonesia, yang akan dialokasikan untuk tujuh program strategis termasuk peningkatan alokasi LPDP menjadi Rp 11,07 triliun dan program baru Sekolah Unggul Garuda senilai Rp 3 triliun, Selasa (23/9/2025).
Pengesahan UU APBN 2026 menandai komitmen serius pemerintah dalam memajukan sektor pendidikan sebagai fondasi pembangunan sumber daya manusia Indonesia. Pendidikan masuk dalam delapan agenda prioritas nasional bersama ketahanan pangan, ketahanan energi, program makan bergizi gratis, kesehatan berkualitas, pembangunan desa-koperasi-UMKM, pertahanan semesta, serta akselerasi investasi dan perdagangan global.
Dari total anggaran pendidikan Rp 769,1 triliun, alokasi terbesar masih digunakan untuk Program Makan Bergizi Gratis (MGB) sebesar Rp 335 triliun. Sementara tujuh program strategis pendidikan lainnya mendapat alokasi substansial dengan fokus pada peningkatan kualitas dan aksesibilitas pendidikan.
Program kesejahteraan guru dan dosen mendapat alokasi terbesar di antara tujuh program strategis, yaitu Rp 178,7 triliun, menunjukkan komitmen pemerintah dalam meningkatkan kesejahteraan pendidik. Bantuan Operasional Sekolah (BOS) mendapat Rp 64,3 triliun untuk memastikan operasional sekolah berjalan optimal.
Program Sekolah Rakyat dialokasikan Rp 24,9 triliun, diikuti KIP Kuliah dan Bidikmisi dengan Rp 17,2 triliun untuk memberikan akses pendidikan tinggi bagi mahasiswa kurang mampu. Program Indonesia Pintar untuk jenjang SD, SMP, dan SMA mendapat Rp 15,5 triliun.
Peningkatan signifikan terjadi pada alokasi LPDP yang mencapai Rp 11,07 triliun. Anggaran ini akan didistribusikan untuk beasiswa native LPDP (Rp 7,39 triliun), beasiswa gelar dan non-gelar Kemendikbudristek (Rp 2,94 triliun), dana abadi penelitian (Rp 1,25 triliun), dana abadi perguruan tinggi (Rp 945 miliar), beasiswa Kementerian Agama (Rp 735,9 miliar), dana abadi kebudayaan (Rp 472,5 miliar), dan pendanaan riset (Rp 21,5 miliar).
Target LPDP untuk 2026 adalah menyalurkan beasiswa kepada 4.000 mahasiswa baru dengan 13.874 mahasiswa on-going, serta pendanaan 25 riset baru dan 75 riset lanjutan. Pemerintah menegaskan tambahan investasi ini bertujuan meningkatkan jumlah SDM berkualitas dan pertumbuhan ekonomi nasional.
Program baru yang menjadi sorotan adalah Sekolah Unggul Garuda dengan alokasi Rp 3 triliun. Program yang digagas Kemendikbudristek ini merupakan penguatan SMA existing dengan tujuan mengoptimalkan potensi siswa menuju perguruan tinggi terbaik dunia, khususnya kampus top 100 dunia.
Sebanyak 11 SMA di berbagai provinsi telah ditetapkan sebagai Sekolah Garuda yang akan menggunakan kurikulum International Baccalaureate (IB), tersebar di Aceh (SMAN 10 Fajar Harapan), Sumut (SMA Unggul Del), Sumsel (MAN Insan Cendekia OKI), DKI Jakarta (SMAN Unggulan M.H Thamrin), Jabar (SMA Cahaya Rancamaya), Jateng (SMA Pradita Dirgantara dan SMA Taruna Nusantara), Kalsel (SMAN Banua Kalsel), Kaltim (SMAN 10 Samarinda), Gorontalo (MAN Insan Cendekia), Maluku (SMAN Siwalima Ambon), dan Papua Barat Daya (SMA Averos).
Berdasarkan Buku II Nota Keuangan Beserta RAPBN Tahun Anggaran 2026, “Pemerintah menegaskan tambahan investasi kepada LPDP untuk jadi dana abadi di bidang pendidikan, agar dapat meningkatkan jumlah SDM yang berkualitas dan meningkatkan pertumbuhan ekonomi nasional.”
Terkait program Sekolah Unggul Garuda Transformasi, disebutkan bahwa “Sasaran dari SMA Unggul Garuda Transformasi adalah mendorong siswa untuk bisa tembus kampus top 100 dunia. Hal tersebut akan didukung dengan fasilitas, kurikulum, dan beasiswa yang difokuskan untuk menyiapkan siswa agar mampu bersaing di level global.”
Presiden Republik Indonesia Prabowo Subianto menyatakan bahwa “Besaran beasiswa dan upayanya untuk komitmen dalam bidang pendidikan merupakan bagian dari visi dan misinya untuk terus memajukan pendidikan masyarakat supaya meningkatkan kualitas sumber daya manusia (SDM) Indonesia.”
Prabowo menambahkan harapannya untuk “Mendukung dan mewujudkan generasi cerdas, inovatif, dan produktif, serta bisa bersaing. Harapannya juga ingin unggul di bidang Sains, Teknologi, Engineering, dan Matematika.”
Pengesahan APBN 2026 dengan alokasi pendidikan terbesar dalam sejarah Indonesia menunjukkan pergeseran paradigma pembangunan yang menempatkan investasi SDM sebagai prioritas utama. Kombinasi antara peningkatan kesejahteraan pendidik, perluasan akses beasiswa, penguatan riset, dan program Sekolah Unggul Garuda mencerminkan pendekatan komprehensif dalam transformasi pendidikan nasional.
Keberhasilan implementasi anggaran sebesar Rp 769,1 triliun ini akan sangat bergantung pada efektivitas eksekusi program dan transparansi pengelolaan dana. Dengan target ambisius seperti menembus kampus top 100 dunia dan peningkatan signifikan jumlah penerima beasiswa LPDP, Indonesia tengah mempersiapkan generasi yang tidak hanya berkualitas secara akademis tetapi juga mampu bersaing di panggung global, terutama dalam bidang STEM (Science, Technology, Engineering, and Mathematics).
Penulis : Nad