
Tiakur, BalobeNews.com – Dinas Perhubungan Kabupaten Maluku Barat Daya meluncurkan proyek perubahan transformatif dengan mengembangkan Kolam Labuh Desa Wakarleli menjadi pelabuhan rakyat. Inovasi yang diberi akronim “Strategi Kolam Perak” ini ditargetkan meningkatkan konektivitas maritim sekaligus membuka sentra ekonomi baru di kawasan pesisir.
Proyek ambisius ini dirancang dalam tiga tahap dengan total durasi 18 bulan. Tahap awal selama 60 hari difokuskan pada pembentukan tim kerja efektif dan penetapan stakeholder. Langkah krusial meliputi penerbitan Peraturan Bupati tentang status Kolam Labuh sebagai pelabuhan rakyat, survei teknis, hingga penyusunan layout pelabuhan.
“Pembentukan tim efektif dan pokja pengembangan Kolam Labuh menjadi pelabuhan rakyat akan segera kami lakukan, termasuk penetapan stakeholder dan peraturan bupati,” ujar Kepala Dinas Perhubungan Kabupaten Maluku Barat Daya Semuel S.F. Rupilu dalam rilisnya, Rabu (1/10/2025).
Tahap menengah berlangsung hingga enam bulan, mencakup perencanaan teknis dan desain fasilitas pelabuhan. Dishub akan menyusun Rencana Anggaran Belanja (RAB) serta mengurus perizinan melalui Pelayanan Terpadu Satu Pintu (PTSP), dokumen UKL-UPL, AMDAL, hingga persetujuan teknis dari Direktorat Jenderal Perhubungan Laut Kementerian Perhubungan.
Tahap akhir dengan durasi 6-18 bulan merupakan fase konstruksi dan pengoperasian pelabuhan rakyat. Target utama adalah peningkatan ekonomi nelayan dan pedagang lokal, serta terbentuknya kawasan ekonomi aktif di sekitar pelabuhan. Proyek ini diharapkan membuka lapangan kerja baru dan meningkatkan kesejahteraan masyarakat Desa Wakarleli.
Semuel menekankan keberhasilan Strategi Kolam Perak sangat bergantung pada sinergi seluruh pemangku kepentingan. “Keterlibatan dan dukungan stakeholders dalam semangat kolaborasi sangat menentukan kesuksesan proyek ini untuk Maluku Barat Daya yang maju dan sejahtera dalam bingkai Asta Cita,” tegasnya.
Pendekatan inovatif digunakan dalam merancang strategi pengembangan. Tim proyek menerapkan analisis ASTRID untuk mengidentifikasi masalah aktual, spesifik, dan mendorong transformasi yang relevan. Metode STAR Model digunakan menyelaraskan elemen organisasi dengan tujuan strategis, sementara analisis SWOT memetakan kekuatan, kelemahan, peluang, dan ancaman proyek.
Untuk memperkuat sosialisasi, Dishub mengembangkan strategi marketing berbasis 4P1C (Product, Price, Promotion, Place, Customer) dan social marketing. Tagline “Dari Laut Maluku Barat Daya Sejahtera” dipilih sebagai branding untuk menarik dukungan stakeholders dan partisipasi masyarakat.
Pengembangan pelabuhan rakyat ini diproyeksikan mengubah Kolam Labuh yang selama ini belum terkelola optimal menjadi simpul vital transportasi maritim dan pusat aktivitas ekonomi baru. Dishub optimistis proyek ini akan meningkatkan pendapatan nelayan, pedagang, sekaligus menggerakkan perekonomian masyarakat pesisir Kabupaten Maluku Barat Daya. (BN-26)