
Bandung, BalobeNews.com – Suara kader nasionalis dari timur hingga barat akhirnya bertemu di satu titik terang: konsolidasi ideologis. Dalam Kongres Nasional XXII Gerakan Mahasiswa Nasional Indonesia (GMNI) yang digelar di Gedung Merdeka, Bandung, Sujahri Somar dari DPC GMNI Ambon resmi terpilih sebagai Ketua Umum DPP GMNI periode 2025 2028. Ia akan didampingi oleh Amir Mafut dari DPC GMNI Lamongan sebagai Sekretaris Jenderal.
Pemilihan dua tokoh muda ini menjadi simbol kuat dari upaya rekonsiliasi gerakan dan penegasan arah ideologis organisasi. Sujahri dan Amir bukan hanya menang secara suara, tetapi juga mengantongi legitimasi moral dari basis akar rumput—kader-kader GMNI yang menolak organisasi ini menjadi alat politik praktis atau ditarik-tarik oleh kepentingan elite.
“Ini kemenangan ide, bukan kemenangan fisik. Ini kemenangan kader, bukan kemenangan elite. Ini kemenangan persatuan nasionalis,” ujar Sujahri Somar dalam pidato kemenangannya di hadapan ratusan kader dari 91 DPC dan DPD yang hadir, Jumat malam, 25 Juli 2025.
Kongres yang berlangsung dinamis dan sempat diwarnai adu gagasan keras, akhirnya melahirkan pemimpin baru yang merepresentasikan dua arus kekuatan ideologis GMNI: basis kader timur yang militan dan solid, serta kekuatan gerakan Jawa Timur yang konsisten dalam tradisi intelektual organisasi.
Amir Mafut menegaskan bahwa mandat yang diembannya adalah untuk menjaga GMNI tetap pada garis perjuangan Marhaenisme dan tidak terseret ke ruang kompromi kekuasaan. “GMNI tidak boleh diseret menjadi alat kekuasaan. Tidak boleh tunduk pada premanisme struktural. Kami akan menjaga GMNI tetap menjadi rumah ideologis bagi seluruh kader,” kata Amir tegas.
Kombinasi Sujahri dan Amir dinilai sebagai bentuk simbolik dari persatuan ideologis antara wilayah timur dan barat, antara kultur kaderisasi yang humanis dan militansi kader basis. Keduanya juga dikenal sebagai figur yang tumbuh dari proses panjang kaderisasi dan pergerakan, bukan hasil lompatan pragmatis dalam politik kamar.
Kemenangan ini pun disambut antusias oleh kader-kader dari berbagai daerah yang selama ini menginginkan perubahan arah organisasi. Mereka menilai kepemimpinan baru ini sebagai momentum untuk memulihkan marwah GMNI sebagai alat perjuangan kaum Marhaen, bukan sebagai instrumen politik kekuasaan.
Dengan berakhirnya kongres, GMNI memasuki babak baru kepemimpinan yang diharapkan mampu menyatukan kembali semangat ideologi dan memperkuat konsolidasi organisasi ke akar rumput.
“Ini bukan akhir perjuangan. Ini adalah awal dari jalan panjang memimpin kader, bukan memerintah kader. Mari nyalakan kembali api ideologi dan kobarkan semangat persatuan. GMNI menang, Marhaen menang,” tutup Sujahri dengan suara bergetar. (EW-26)
Besar harapan , semoga kedua tokoh pemuda ideologis ini siap memberikan yang terbaik bagi seluruh anggota GMNI di seluruh Indonesia 🙏
Merdeka 💪 💪💪
GMNI Jaya,,,,, Marhaen menang 🙏🙏🙏🙏🙏
Baik terimakasih 🙏