
Bandung, BalobeNews.com – Sidang komisi Kongres XXII Gerakan Mahasiswa Nasional Indonesia (GMNI) di Bandung diwarnai kericuhan pada Sabtu malam, setelah memasuki hari ke-11 pelaksanaan. Insiden terjadi ketika orang-orang tak dikenal berusaha menurunkan backdrop persidangan di tengah penghitungan peserta untuk memastikan kuorum.
Meski Gedung Merdeka masih dalam kondisi terkunci, pimpinan Sidang Komisi Organisasi, Komisi Politik, serta Komisi Kaderisasi dan Program tetap memulai persidangan pada Sabtu malam dengan terlebih dahulu melakukan penghitungan peserta delegasi untuk memastikan kuorum sesuai AD/ART, Peraturan Organisasi, dan Tata Tertib Kongres XXII GMNI yang telah disepakati melalui mekanisme Sidang Pleno.
Dikutip dari belarakyat.com kericuhan terjadi sekitar pukul 20.00 WIB ketika beberapa orang berpakaian hitam yang mengaku sebagai panitia berusaha menurunkan backdrop persidangan. Aksi ini langsung memicu reaksi keras dari para delegasi yang hadir, sehingga suasana sidang sempat memanas.
Kondisi ini menambah dinamika Kongres XXII GMNI yang telah berlangsung selama 11 hari dan mengalami berbagai kendala teknis, termasuk masalah akses ke ruang sidang utama di Gedung Merdeka. Para delegasi sebelumnya menduga terdapat mis-koordinasi antara Badan Pekerja Kongres, Panitia Lokal, dan pihak terkait yang menyebabkan gedung tidak dapat diakses.
Kongres yang mengusung tema “Bersatu, Lawan Penjajahan Gaya Baru” ini merupakan forum konsolidasi nasional bagi ratusan kader GMNI dari seluruh Indonesia. Agenda utama kongres meliputi sidang pleno, diskusi panel, dan pemilihan ketua umum DPP GMNI untuk periode mendatang.
Sebelumnya, kongres ini juga menghadapi kontroversi dengan adanya penolakan dari beberapa cabang GMNI, termasuk GMNI Cabang Bandung yang menyatakan sikap tegas menolak penyelenggaraan kongres tersebut karena dinilai tidak sesuai dengan AD/ART organisasi.
“Sekitar jam 8 malam ada orang-orang pakai baju hitam-hitam dan pakai name-tag panitia. Mereka mencoba menurunkan backdrop sidang komisi. Kawan-kawan berusaha mengejar orang itu. Itulah yang bikin sidang sempat ricuh. Masih didalami mereka siapa, kenapa pakai name-tag panitia dan kenapa mengganggu persidangan,” ujar Ruswana, Ketua DPC GMNI Lebak.
Meski diwarnai kericuhan, sidang-sidang komisi direncanakan akan dilanjutkan pada hari-hari berikutnya dengan agenda pembahasan isu-isu strategis organisasi. Hasil sidang komisi ini akan menjadi bahan utama untuk sidang pleno berikutnya, termasuk penentuan Ketua Umum DPP GMNI periode mendatang. Pihak penyelenggara berharap kongres dapat berjalan sesuai rencana meski menghadapi berbagai tantangan teknis dan politik internal organisasi. (EW-26)